Cerita dr. Pukovisa Prawiroharjo, SpS

  • Tentang Pukovisa
  • Contact
  • Blog
  • Tentang Pukovisa
  • Contact
  • Blog

Beasiswa Penelitian, Tanda Indonesia Bukan Negara Besar di Asia Tenggara dalam Bidang Sains

March 1, 2017 By Pukovisa Prawiroharjo Leave a Comment

BEASISWA PENELITIAN, TANDA INDONESIA BUKAN NEGARA BESAR ASIA TENGGARA DI BIDANG SAINS

Kalau Universitas dari UK, US, Jepang, Jerman dsb membuka scholarship dan lowongan penelitian udah biasa banget. Kemarin kebetulan melihat info Univ Thailand mengundang peneliti dari beberapa negara termasuk Indonesia memperoleh beasiswa penelitian sekaligus studi di sana. Malaysia dan Singapura seingat saya juga melakukan itu. Beasiswa penelitian adalah tanda dan posisi suatu negeri ada di mana dalam bidang sains. Mustahil memaksa hasil, jika proses tak difasilitasi.

Kebijakan pemerintah Indonesia untuk penelitian baru sampai iming2 hasilnya kalau sudah jadi. Insentif tertentu untuk publikasi internasional. Itupun masih diseleksi, tidak otomatis diberikan. Bagaimanapun ini menyedihkan, dan harus kita terima fakta bahwa Indonesia sudah resmi bukan 3 besar untuk masalah sains dan penelitian di Asia Tenggara.

LPDP baru breakthrough fasilitasi pengalaman LN menjadi saintis. Bagus dan penting, tapi lebih penting lagi adalah mencipta lapangan bermain dan kompetisi yang memikat untuk sains dan penelitian di dalam negeri sendiri. Dan untuk hal ini pemerintah abai.

Belum ada breakthrough lapangan bermain para saintis Indonesia. Ibarat sains itu kompetisi sepakbola, lapangan home base klub2 sepakbola (universitas2) belum beres dan nyaris semua pemain belum profesional masih amatir. Maksudnya pemain amatir adalah masih nyari obyekan lain, ga hidup murni dari penelitian atau tridarma perguruan tinggi. Apalagi bicara membuat kompetisi liga utama yang memikat, dan mendatangkan pemain atau pelatih impor dari LN. Memang ada isu mau mendatangkan rektor dari LN, ya ibarat pelatih lah di klub sepakbola. Tapi ayolah, mana mungkin juga sang pelatih membuat breakthrough jika lapangan stadionnya masih acak2an? Apalagi mengimpor pemain asing yang jago, hehe.

Sebagai contoh yang memilukan, terkait dengan topik beasiswa, bahkan Univ di Indonesia pun tak bisa menggratiskan staf2 pengajarnya S3 di home base Universitasnya sendiri. Padahal itu adalah apresiasi sangat mendasar bagi stafnya apalagi sangat mungkin karena seluruhnya di homebase sendiri. Sangat aneh saat sebuah Universitas nesu2 kurang Profesor, menekan2 stafnya segera ambil Doktor, lah tapi bahkan di homebase nya sendiri mesti bayar. Padahal seluruh komponen ajar program S3 nya ya kemungkinan besar juga diambil dari homebase sendiri. Jadi perjuangan masih jauh bagi Indonesia menjadi gagah di bidang sains. Berita2 sains Indonesia isinya kebanyakan membangga2kan saintis yang kebetulan WNI di homebase penelitian di luar negeri. Ya memang karena terlalu sedikit yang bisa dibanggakan yang lahir murni dari sistem dalam negeri sendiri. Semoga suatu saat bisa yaa kan dulu slogannya Indonesia Bisa hehe…

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Related

Filed Under: Uncategorized

  • Email
  • Facebook
  • Twitter

About Pukovisa Prawiroharjo

SpS; Ngajar Neuro FKUI; Bantu2 MKEK PB IDI; belajar Neurobehavior-Cognitive & Trauma di Kyushu Univ , JPN

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

  • View pukovisa.prawiroharjo’s profile on Facebook
  • View pukovisa’s profile on Twitter
  • View pukovisa-prawiroharjo-8ba886122’s profile on LinkedIn
Copyright © 2017 · Pukovisa Prawiroharjo · Develop by benkdash